top of page

Derby Nusantara, Bukan sekedar sepak bola

  • Idham Ghifari
  • Jun 13, 2020
  • 4 min read

Perseteruan dua negara serumpun, Indonesia dan Malaysia memang tidak pernah ada habisnya. Perselisihan antara dua negara ini hampir menyeluruh disemua bidang termasuk sepak bola. Dalam dunia sepak bola memang bukan hanya sekedar olah raga. Sepak bola saat ini menjadi olah raga yang penuh dengan "drama" yang menarik untuk disimak. Ada saja hal yang menjadi bumbu dalam sebuah perseteruan di sepak bola.


Sebagai contoh duel panas antara klub terbesar di Turki yaitu Galatasaray dan klub kebanggaan Yunani Olympiacos yang menyita perhatian beberapa tahun lalu dalam ajang liga champions Eropa. Dalam hal politik, sosial budaya hingga agama kedua negara ini "memang kurang akur". Mulai dari perebutan pulau siprus puluhan tahun lalu hingga persaingan ekonomi antar 2 negara bertetangga yang berbeda budaya 180 derajat ini.


dalam pertandingan beberapa tahun lalu tersebut di kandang olympiacos, suporter galatasaray membentangkan spanduk bertuliskan "Remember 1453?". suporter galatasaray memberikan psywar dimana pada tahun 1453, kesultanan turki utsmani berhasil menaklukan kota konstantinopel yang menjadi ibu kota romawi timur pada saat itu. yang menarik dalam psywar tersebut suporter Galatasaray membawa identitas kebanggannya sebagai bangsa turk yang telah mengalahkan bangsa yunani dalam penaklukan kekaisaran byzantium 1435 lalu.


Real Madrid dan Barcelona adalah contoh perseteruan yang paling mencolok dalam kacah sepak bola saat ini. isu sosial politik menjadi "bumbu penyedap" yang selalu disajikan pada setiap pertadingan antar 2 klub tersebut. Barcelona selalu membawa narasi pemberontakan Catalonia yang menginginkan kemerdekaan dari spanyol. Disisi lain Real Madrid selalu menunjukan kedigdayaan dan kebesaran bangsa spanyol yang menentang kemerdekaan rakyat catalonia dalam setiap duel Barcelona vs Real Madrid.


Asia tenggara juga tak mau kalah, Duel dua negara serumpun menjadi bumbu panas dalam setiap kompetisi yang diikuti kedua negara tersebut. Tak jauh berbeda dengan kedua perseteruan diatas. Derby nusantara ini juga melibatkan isu politik dan sosial budayanya dalam setiap pertandingan. Lalu mengapa rivalitas antara Indonesia dan Malaysia ini semakin panas? apa yang melatar belakanginya? dan Bagaimana sejarahnya? Mari kita bahas sama sama.


Ada dua hal yang menjadi fokus mengapa dua negara serumpun ini terus berseteru dalam dunia sepak bola. Yang pertama adalah perseteruan politik antara dua negara yang telah lama muncul dan perseteruan supoerter yang semakin meluas.


Pada tahun 1962 sampai 1966 terjadi konfrontasi dan perang Indonesia - Malaysia. perang tersebut disebabkan dari keinginan Malaysia menggabungkan Brunei, Sabah dan Serawak dengan persekutuan Melayu pada tahun 1961. Keinginan tersebut langsung ditentang oleh Presiden Ir. Soekarno karena menganggap Malaysia sebagai "boneka" britania dalam penggabungan tersebut.


Presiden Soekarno berpendapat bahwa Malaysia hanya "boneka" inggris dan konsolidasi Malaysia hanya akan menambah kontrol Inggris di kawasan tersebut sehingga dapat mengancam kedaulatan bangsa Indonesia. singkat cerita, Malaysia mulai melakukan penyerangan kepada Indonesia dengan melakukan penyerbuan di kedutaan besar Indonesia, merobek foto Soekarno dan Menginjak injak lambang Garuda. Soekarno dan bangsa Indonesia pun marah dan mengutuk perbuatan tersebut. akhirnya tercetuslah sebuah gerakan perlawanan terhadap Malaysia yang sampai saat ini dikenal dengan gerakan "Ganyang Malaysia".


Fakta sejarah tersebut memang menjadi akar perseteruan kedua negara dalam setiap pertandingan. Khususnya Indonesia yang masih mewariskan semangat perlawanan "Ganyang Malaysia" 57 tahun yang lalu. disisi lain, sejarah juga mencatat beberapa perselisihan antara kedua negara. Mulai dari pengakuan atau "klaim" Malaysia terhadap beberapa budaya Indonesia seperti reog Ponorogo, Batik, angklung dan lagu rasa sayange yang menyulut kemarahan rakyat Indonesia.


Klaim Malaysia tersebut akhirnya membawa narasi kebencian Masyarakat Indonesia terhadap Malaysia. Di beberapa pertandingan antara kedua negara, suporter Indonesia yang memang terkenal fanatik dan tak pernah takut selalu membentangkangkan spanduk dan koreografi tulisan "Plagiat" kepada Tim Malaysia.


Faktor kedua yang melatar belakangi perseteruan dalam Derby Nusantara ini adalah tensi pertandingan dan psywar kedua suporter yang sangat mengerikan. Sebenarnyaperseteruan kedua negara ini masih dalam batas wajar dan normal seperti duel pertandingan sepak bola pada umumnya. Namun, perseteruan ini mulai panas pada ajang AFF Cup tahun 2010. dalam penyisihan grup, Indonesia berhasil mengalahkan Malaysia dengan skor 5-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.


Hasil pertandingan tersebut nampaknya tidak dapat diterima oleh suporter Malaysia. Sampai akhirnya kedua negar kembali bertenu di Final dalam kompetisi yang sama. Final diakan 2 leg, dimana Malaysia menjadi tuan rumah pada leg pertama. Dipertandingan leg pertama final AFF Cup itulah suporter Malaysia mulai melakukan tekanan bahkan penghinaan terhadap suporter dan timnas Indonesia. Mulai dari pengeroyokan suporter Indonesia diluar stadion hingga nyanyian "Indonesia itu anjing" yang berkumandang sesaat sebelum pertandingan dimulai di stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam pertandingan tersebut hadir sekitar 25 ribu suporter Indonesia yang loyal mendukung timnas Indonesia.


Suporter Malaysia juga melakukan psywar berlebih pada pertandingan tersebut. mereka menggunakan laser dan mengarahkannya kepada pemain timnas Indonesia. selain itu mereka juga beberapa kali melepaskan petasan dan mengarahkannya kelapangan dan suporter Indonesia. Pertandingan berakhir dengan skor 3-0 untuk kemenangan Malaysia.


Pertandingan leg kedua di Stadion Utama Gelora Bung Karno, menjadi ajang pembalasan terhadap tindakan dan pelecehan suporter Malaysia terhadap Indonesia. suporter yang hadir pada saat itu dipenuhi dengan amarah kepada tim dan suporter malaysia yang dijadwalkan hadir. Namun melihat kondisi Senayan yang sudah tidak kondusif dan dipenuhi dengan segala bentuk tekanan terhadap tim lawan, akhirnya suporter Malaysia "putar balik" dan tidak berani untuk hadir dalam pertandingan tersebut.


Hotel tempat tinggal pemain Malaysia pun telah dipenuhi suporter Indonesia yang terus bernyanyi dan mememberikan tekanan kepada tim Malaysia. Akhirnya pemain Malaysia pun diangkut dengan mobil rantis baja menuju SUGBK. Meskipun sebelum dan sepanjang pertandingan suporter Indonesia melakukan tekanan dan Malaysia kalah dalam pertandingan tersebut. Namun Malaysia berhasil meraih juara setelah unggul agregat gol dengan Indonesia. Pertandingan pun berakhir dengan aman tanpa kerusuhan.


tulisan selanjutnya di episode 2 ya, pegel nih tangan hehee, selamat membaca.

Recent Posts

See All

Comments


Post: Blog2_Post

Subscribe Form

Thanks for submitting!

©2020 by campuraduk. Proudly created with Wix.com

bottom of page